Minggu, 15 Desember 2013

Balada ayah di luar kota

Diposting oleh Gian Dwi di 12.59 0 komentar
Pa, gadis bungsumu merindukanmu dari sini. Hujan yang membasahi bumi menjadi saksi akan jemari menari diatas laptop yang bervirus. Sudahlah... Pa, semoga kau baik baik saja disana. Kabar terakhir yang disampaikan si sulung padaku adalah bapak yang dilarikan ke rumah sakit dan harus di oksigen. Sungguh terpukul sekali saat itu kuliah sedang berlangsung. Untunglah anakmu tidak sedang presentasi. Kegiatan berlangsung seperti biasanya. Dari bangku belakang anakmu hanya terpaku menggenggam handphone akan pesan kilat yang disampaikan si sulung. Air mata ini hampir jatuh. Entahlah, semua tertutupi karena teman sebelah mengajak bercengkrama dengan santainya.
Lihat... terkadang semua sia sia jika mereka tahu aku tak seindah harapan mereka. Semenjak aku dilahirkan, nama Gian memang dipilih beliau supaya aku menjadi 'orang besar'. Ketika itu, nama adalah sebuah doa dan mereka menaruh harapan pastinya.


Aku ingin pulang..

Senin, 29 Juli 2013

Lihat dari sisi yang lain

Diposting oleh Gian Dwi di 22.46 0 komentar
Berbicara tentang semua hal yang berhubungan dengan kelemahan seseorang yang nantinya akan menimbulkan dari rasa tidak percaya diri. Proses penulisan ini diiringi dengan sebuah lagu terjemahan yang dibawakan oleh girlband hobi keroyokan kalau mentas. Yea, you know them. Otak ini rasanya baru di kejatuhan bom hirosima walaupun kenyataannya Cuma sebesar letupan petasan bawang yang biasa dipake buat nakutin banci. Kenyataan yang sama sering dirasakan oleh mahasiswa semester 4 macem ini, khususnya saya. Keadaan cukup menegangkan ketika mengambil keputusan untuk mengikuti semester pendek saat ramadhan. Oh God.. rasanya pengen berubah jadi amoeba supaya belah diri dan bisa hadirin semua undangan buka puasa.

Berhubungan dengan kalimat pertama yang ditulis tadi. Ok, jangan berhubungan kali ya. Maknanya seakan beda. Berkaitan dengan kalimat pertama yang ditulis diatas. “kelemahan seseorang” setiap orang pasti punya kelemahan dan kelebihan. Tapi biasanya Tuhan mencipkatan kelebihan untuk bisa menutupi kelemahan tersebut. Kelemahan ini macem macem bentuknya. Terutama dalam masalah akademik. Mulai dari kesulitan belajar, iQ rendah, sampai orang yang pura pura dirinya ‘lemah’. Ini banyak terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Pernah kan kira kira denger orang pinter ditanya sama orang males. “lu udah ngerjain tugas?” | “wah belum nih, abis susah banget soalnya” begitulah simplenya. Secara tidak langsung ungkapan si orang pinter akan membuat perasaan lega untuk si malas. Dia menarik kesimpulan: “orang pinter macem dia aja belum nugas, apalagi gue”. Atau keadaan yang lain, biasanya abis uts atau uas. “aduh gue stuck, soalnya susah” | “wah sama gue Cuma 3 nomor yang bisa” | “pulpen gue abis pas ujian. Gue stop aja” biasanya selesai ujian itu malah berbangga bangga kalau mereka kurang sempurna dalam mengerjakan soal. Dan percayalah, ada rasa agak tenang setelah saling menjelek jelek kan kemampuan sendiri. Kemudian kembali menarik kesimpulan “ah ternyata bukan Cuma gue sendiri yang kesulitan ngerjain”. Dari situ, harapannya Cuma doa dan yakin kalau Tuhan bakal kasih yang terbaik karena kita sudah berusaha. Berusaha yang bagaimana? Berusaha nyontek tanpa ketauan, berusaha nyari kunci jawaban dari kelas sebelah, atau berusaha yang benar benar belajar. Cobalah lihat dari sisi yang lain..

Sabtu, 27 April 2013

April

Diposting oleh Gian Dwi di 22.23 0 komentar

Dugaan beberapa bulan yang lalu diperkuat dengan jawaban malam ini. Pekat memang sudah sewajarnya terjadi, gerhana tak kunjung menampakkan dirinya. Kemanakah bulan? bulan mungkin muncul beberapa malam lalu. Tapi sepertinya hanya beberapa manusia saja yang sadar. Dan gue adalah negasi dari manusia tersebut. Malam ini gue berterimakasih pada Niklas, atau semua yang berperan dalam pendirian jejaring sosial yang logonya huruf "S" warna biru. Ok ya! sebut aja skype
Skype ... halo skype!
Dalam media itu seseorang bisa melakukan hubungan interpersonal dengan yang lainnya. Walaupun pada akhirnya lewat media tersebut telah membuat seseorang terkejut. Yah, memang ini jalannya sepertinya. Percakapan tersebut terhenti ketika lo stuck sama alibi yang pas di lemparin ke muka lo. Pas banget, macem dosen yang tiba tiba nunjuk lo suruh ke depan kelas dan jelasin apa yang pelajarin dalam semalem sebelumnya. Dan lo maju! tapi lo stuck ngga bisa apa-apa. Ujung-ujungnya siakad lo muncul nilai C.
Seperti itu perumpaan nya, kawan. Mudah memang tapi lihat...sifat yang sama seperti dulu masih saja terlihat walau komunikasi sudah berlangsung ber mil-mil jauhnya. Lucu terkadang, lebih tepatnya malah mempermalukan diri sendiri. 20 sepertinya sudah tidak pantas disebut remaja lagi, bukan belasan lagi. Ini tahap awal dewasa. Dewasa secara biologis yah, bukan secara pedagogis. Liat nih! apa Niklas bisa bantu gue disini? deru kipas angin masih menyuarakan dan buat suasana makin meruncingkan dugaan.
Sekitar 10PM gue tau jawabannya..........................

Sabtu, 09 Maret 2013

Titik

Diposting oleh Gian Dwi di 01.03 0 komentar
30 Menit yang lalu hari ini baru saja dimulai. Siklus tidur sudah mulai kacau, kawan. Kadang aku merindukan bagaimana rasanya tidur dibawah payung malam pukul 9PM. Yah..sudahlah, ini sudah menjadi sesuatu yang tidak dispesialkan lagi. Tidur larut malam memang agak menuntun diri kita untuk berbuat yang "lebih". Lebih dalam tanda kutip ya, misalnya kalau ngerjain tugas bisanya tengah malem gini soalnya banyak inspirasinya karena sepi atau banyak quota internet yang emang bisanya diakses jam jam segini. Atau mungkin lebih bebas download karena sinyal nya jarang ada yang pake. Pilih sendiri lah.. bebas aja :|
Ini sebenernya tengah malam juga bisa menstimulasi kita buat ngajak pikiran kita terbang terbang ngunjungin padang masa lampau. Nah ini dia! weekend ini gue dikejutkan dengan berita yang 'oh my god kok bisa sih?!' semacam itulah ekspresinya. Lama sepertinya keadaan ini muncul kembali setelah lama menghilang. But anyway..thank God, You're keeping me alive and You're keeping him with her(not me).
Tidak merasa terkejut sama sekali karena hal ini bukan hal yang baru lagi. Suara kipas angin terus menderu tanpa tau bagaimana perasaan anak kost yang udah nyimpen dia di samping tv. Dia malah terus berputar 180 derajat tanpa tau bagaimana kedaan 180 derajat di arah yang berbeda. Belum lagi suara guntur yang tertahan dilangit yang teramat gelap ini, ya..dia tertahan oleh tebalnya awan (ibarat aja sih, kalau ditinjau dari segi sains gue yakin filosofi ini salah haha)

Rabu, 23 Januari 2013

Holi(crap)day

Diposting oleh Gian Dwi di 22.26 0 komentar

Selamat malam jagad raya dan udara malam yang telah ditemani dengan sebotol cola kecil hasil hadiah tukar tiket timezone. Katakan dan berikanlah selamat pada diri kita yang sudah mendapatkan hasil nilai dari semester lalu. Mari ucapkan selamat datang nilai “A” didalam sistem akademik kita. Hi “A” sudah lama sekali kau tak mampir dalam sistem ini, apa kabar? Ibu sehat?bapak gimana? mungkin kayak gitu kali yah kalau gue bisa ngobrol sama nilai “A”

Sudah hampir dua tahun kaki ini beranjak jauh sekali dari kampung halaman, dengan titel mencari ilmu ke kota orang. Tapi tenang, sekarang gak perlu galau sambil nyanyiin lagu Michael Bubble-Home karena sekarang kita di rumah. Ya, rumah!! Disini gak bisa tenang gitu aja sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Kita masih nunggu temen temen nya si “A” itu dateng. Atau secara harfiahnya, kita masih tetep nunggu nilai apa yang bakal dateng ngunjungin sistem akademik. Yahhh.. walaupun kenyataan nya sudah tau pasti si “A” tidak akan menunjukan dirinya lagi. Dia sudah mengamanatkan si “B” atau “C” atau temannya yang lain yaitu si “D” ah cukup sulit memang menerima mereka sebagai teman. Tapi untuk penyeimbang, kita ga akan main sama orang yang sama kan? Kita pasti kadang butuh temen yang lain buat main.

Sebagian orang hanya mengharapkan si “A” saja untuk jadi temannya. Jika bukan si A, mungkin adiknya? Si “A-“ setidaknya dia lebih baik dibandingkan teman teman yang lain. Biang kerok selanjutnya adalah kakak tingkat mereka, sebut saja “beasiswa”. “Beasiswa” Cuma mau berkawan dengan si “A”. Terkadang kasihan melihat teman teman yang lain, jika mereka tak ada. Mana mungkin si “A” dapat berkuasa, karena merekalah justru si “A” dapat berkuasa. Nah, di sini tinggal kita yang tentuin mau gimana kedepannya. Mau tetep main atau berhenti main?
 

Gian Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos