Berbicara tentang semua hal yang
berhubungan dengan kelemahan seseorang yang nantinya akan menimbulkan dari rasa
tidak percaya diri. Proses penulisan ini diiringi dengan sebuah lagu terjemahan
yang dibawakan oleh girlband hobi keroyokan kalau mentas. Yea, you know them. Otak
ini rasanya baru di kejatuhan bom hirosima walaupun kenyataannya Cuma sebesar
letupan petasan bawang yang biasa dipake buat nakutin banci. Kenyataan yang
sama sering dirasakan oleh mahasiswa semester 4 macem ini, khususnya saya. Keadaan
cukup menegangkan ketika mengambil keputusan untuk mengikuti semester pendek
saat ramadhan. Oh God.. rasanya pengen berubah jadi amoeba supaya belah diri
dan bisa hadirin semua undangan buka puasa.
Berhubungan dengan kalimat
pertama yang ditulis tadi. Ok, jangan berhubungan
kali ya. Maknanya seakan beda. Berkaitan dengan kalimat pertama yang ditulis diatas.
“kelemahan seseorang” setiap orang pasti punya kelemahan dan kelebihan. Tapi biasanya
Tuhan mencipkatan kelebihan untuk bisa menutupi kelemahan tersebut. Kelemahan ini
macem macem bentuknya. Terutama dalam masalah akademik. Mulai dari kesulitan
belajar, iQ rendah, sampai orang yang pura pura dirinya ‘lemah’. Ini banyak
terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Pernah kan kira kira denger orang
pinter ditanya sama orang males. “lu udah ngerjain tugas?” | “wah belum nih,
abis susah banget soalnya” begitulah simplenya. Secara tidak langsung ungkapan
si orang pinter akan membuat perasaan lega untuk si malas. Dia menarik
kesimpulan: “orang pinter macem dia aja belum nugas, apalagi gue”. Atau keadaan
yang lain, biasanya abis uts atau uas. “aduh gue stuck, soalnya susah” | “wah
sama gue Cuma 3 nomor yang bisa” | “pulpen gue abis pas ujian. Gue stop aja”
biasanya selesai ujian itu malah berbangga bangga kalau mereka kurang sempurna
dalam mengerjakan soal. Dan percayalah, ada rasa agak tenang setelah saling
menjelek jelek kan kemampuan sendiri. Kemudian kembali menarik kesimpulan “ah
ternyata bukan Cuma gue sendiri yang kesulitan ngerjain”. Dari situ, harapannya
Cuma doa dan yakin kalau Tuhan bakal kasih yang terbaik karena kita sudah
berusaha. Berusaha yang bagaimana? Berusaha nyontek tanpa ketauan, berusaha
nyari kunci jawaban dari kelas sebelah, atau berusaha yang benar benar belajar. Cobalah lihat dari sisi yang lain..